27 Tahun

 Alhamdulillah....

The biggest highlight of this year, I can survive. That's matter, cause siapa yang gak tertekan hidup di tengah pandemi dan banyak rencana yang gagal? But once again, I survive. Sebenarnya yang paling berat adalah being unemployed dan kondisi finansial keluarga yang otomatis sangat terdampak karena pandemi. Apalagi sudah berumur begini, masa beli paketan internet minta orang tua, sedangkan orang tua juga susah buat belanja bulanan. Akhirnya ya kumpulin receh-receh yang literally receh untuk survive. Rencana kerja yang harusnya sudah mulai dari bulan Maret dan kudu ditunda sampai belum tau kapan, bikin makin stressssssssssssss... Beruntungnya, Alhamdulillah, berkat bantuan seorang teman, dikasihlah projek yang masih berlanjut hingga saat ini. Benar-benar sangat membantu, even kerja saat ada klien aja, tapi paling tidak buat aku cukup dan bisa bantu pasanganku untuk survive juga di tengah pandemi ini. 

Rasanya kayak setiap tahun aku selalu nunggu-nunggu, hal besar apasih yang bakalan terjadi diusiaku saat ini? Apakah mimpiku akan terwujud? Atau disuruh nunggu lagi sama Allah? Atau ya memang aku harus lepaskan mimpi itu? Untuk tahun ini, karena diusia 26 tahun targetku adalah sudah mendapat kerja yang stabil, tapi tertunda, jadinya target diusia 27 tahun adalah memantapkan karir. Sebenarnya sudah ada sih secercah harapan, tapi jyujyur aku goyah karena sudah nyaman dengan pekerjaan praktisi yang memang aku impikan. Cuma perlu dimantapkan saja dengan meluaskan peluang-peluang baru. Entahlah.. 

Selain karir, yang pasti ditunggu oleh keluarga adalah menikah. Aku pribadi belum ingin menikah, karena merasa belum mantap berkarir dan belum mandiri secara finansial. Aku masih ingin banyak melakukan hal-hal sendiri sebelum identitasku nanti bertambah dengan yang baru. Apakah pasangan bikin gak nyaman sampai gak pengen menikah? Tidak dong, he's very supportive, sampai aku bisa merasa less insecure untuk mencapai target hidupku. Aku tidak dihakimi dengan pilihan-pilihanku dan dia mendorong aku terus untuk bisa sampai ke akutualisasi diri yang aku inginkan. Mungkin 2-3 tahun lagi, ketika kami sudah semakin mantap berkarir, semakin menemukan kenyamanan dan kecocokan (well, we did, but you don't know what's happen in the future). 

Last but not least, terima kasih diriku sudah berjuang dan hidup dengan segala up and down kehidupan selama 27 tahun. Semoga panjang umur dan sehat selalu, semoga doa-doa baik terwujud, dan semoga kedamaian hati selalu diberikan oleh yang Kuasa. Ayok bersiap untu petualangan yang baru!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Tahun

Belajar Menjadi Diri Sendiri

pameran sekolah